Jepara dan Dunia Islam Abad ke-7

 


Jepara dan Dunia Islam Abad ke-7

Temuan kapal Arab di Rembang menjadi bukti kehadiran pedagang Islam pada Abad VII

Red: A.Syalaby Ichsan
Kapal Arab di Museum Perahu Kuno, Rembang, Jawa Tengah
Dok PribadiKapal Arab di Museum Perahu Kuno, Rembang, Jawa Tengah

Oleh : Dr Kasori Mujahid (Pemerhati Sejarah)

REPUBLIKA.CO.ID, Saya bersama Tim Lontar Nusantara melakukan rihlah ilmiah ke Rembang pada 6-7 Oktober 2021. Di Desa Punjulharjo, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, kami berkunjung ke museum perahu kuno yang oleh Balai Arkeologi Yogyakarta perahu ini diperkirakan dipakai pada Abad VII-VIII Masehi. Perahu kuno ditemukan di pantai Desa Punjulharjo, yang terletak tujuh kilometer dari Kota Rembang, pada tahun 2008. Kapal ini berukuran panjang 15 meter, lebar 4,6 m dan dapat memuat kapasitas 24 orang.

Kita mengetahui bahwa pada abad-abad ini hubungan antara Jawa dan Jazirah Hindia (sebutan Indonesia di masa lalu hingga penjajah Belanda terusir) dengan China (Dinasti Tang) dan Muslim Arab (di masa Kekhalifahan Abbasiyah, 750-1258M) sangat maju. Banyak kapal Arab yang berlayar dan berlabuh di China dan Nusantara (demikian juga sebaliknya) membawa barang-barang dagangan dan dipasarkan ke Arab, Afrika, dan Eropa.
 
Melihat bentuk, ukuran dan arsitektur dari perahu kuno ini dimungkinkan bahwa kapal ini adalah perahu Arab. Seperti yang ditulis Guillan dalam Documents de L'Historie Le Geodraphie, Sauqi Abdul Qowi Utsman dalam Tijarah al-Muhith al-Hindi, dan Buzurk Ibnu Syahriyan dalam "Ajaib al-Hindi yang menyatakan bahwa sejak lama orang-orang Arab telah memegang kendali perdagangan maritim seluruhnya, terutama ke Timur.
 
Hanya kapal-kapal Arab yang mengarungi Samudera Hindia umumnya. Menurut Sauqi, pada masa Abassiyah, Samudera Hindia layaknya danau bagi kapal-kapal Arab. Di bawah otoritas Abbasiyah, kota-kota pelabuhan di sepanjang pesisir Arab, India, Kepulauan Melayu, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Filipina hingga Kanton menjadi kota-kota metropolitan.
 
Pelancong Arab (Oman) yang terkenal pada masa ini, Abu Obaida Abdullah Bin Al Qassim yang berlayar ke pelabuhan Guangzhou (Kanton) di China pada tahun 750 M. Sejak Oman menjadi bagian dari kerajaan perdagangan maritim Samudra Hindia yang kuat, maka pada  2010 otoritas Oman Maritime membentuk proyek The Jewel of Muscat, dengan membangun kembali kapal kayu tradisional yang dipakainya pada Abad VIII-IX.
 
Kapal ini dibangun dengan cara tradisional menggunakan sabut (ijuk) kelapa sebagai tali (tetapi tanpa paku) untuk menyatukan kapal. Tali ini cukup elastis untuk bertahan dalam perjalanan laut, dan cenderung mengembang saat basah (terkena air). Sebagai perekat (lem), pembuat kapal Oman mengoleskan minyak hati ikan hiu pada bagian kayu kapal.
 
Dengan mengendarai replika kapal dagang Oman Abad IX yang ditemukan di lepas pantai Indonesia, kapal ini berlayar mengikuti rute lama yang digunakan oleh para pedagang Arab untuk melestarikan warisan maritim negara itu.
 
Membaca perdagangan maritim yang sangat maju sejak Abad VII Masehi antara Arab, India, Kepulauan Hindia (Nusantara), dan China, maka sangat mungkin jika penemuan kapal Arab di Rembang menjadi "bukti" sudah hadirnya para pedagang Islam pada Abad VII-VIII di Kerajaan Kalingga (Keling) yang berpusat di Jepara.
 

Komentar

Populer

Ternyata Alquran Juga Memaktubkan Tentang Banjir

5 Millennial Cafes in Jakarta, need be visited