Lokasi Turunnya Empat Kitab Suci, Makna Masjidil Aqsa, dan Reinterpretasi Sejarah Wahyu



Dalam tradisi Islam, empat kitab suci—Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an—memiliki peran sentral sebagai wahyu ilahi yang membimbing umat manusia. Masing-masing kitab ini turun pada waktu dan tempat yang berbeda, mencerminkan konteks sejarah dan spiritual yang unik. Narasi ini akan menelusuri lokasi turunnya kitab-kitab tersebut, makna Masjidil Aqsa sebagai "masjid terjauh," dan kemungkinan reinterpretasi sejarah wahyu dalam perspektif sejarah.
Taurat, yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, dianggap sebagai pedoman bagi Bani Israil. Menurut tradisi Islam dan narasi sejarah, Taurat turun di wilayah Semenanjung Sinai, kemungkinan besar di Gunung Sinai, setelah Musa memimpin Bani Israil keluar dari Mesir sekitar abad ke-13 atau ke-14 SM. Wilayah ini, yang terletak jauh di barat laut Makkah, menjadi saksi dialog ilahi antara Musa dan Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an (Surah Al-A'raf: 144). Dalam konteks sejarah, Sinai adalah wilayah yang kaya akan tradisi spiritual, menghubungkan Mesir kuno dengan tanah Kanaan (Palestina). Tidak ada indikasi bahwa Taurat turun di Makkah atau wilayah timur seperti Persia, menegaskan bahwa wahyu ini terpusat di kawasan barat.
Zabur, yang diberikan kepada Nabi Daud AS, turun di Yerusalem atau sekitarnya, yang pada masa itu merupakan pusat keagamaan Bani Israil. Daud, yang hidup sekitar abad ke-10 SM, dikenal sebagai raja yang mempersatukan kerajaan Israil dan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota spiritual. Zabur, yang dianggap sebagai kitab puji-pujian, mencerminkan kepekaan spiritual Daud dalam memimpin umatnya. Lokasi Yerusalem, yang juga jauh dari Makkah, menegaskan bahwa kitab-kitab sebelum Al-Qur'an memiliki keterkaitan kuat dengan wilayah Palestina, bukan Makkah atau wilayah timur.
Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS di wilayah Palestina, khususnya di sekitar Yerusalem dan Nazaret, pada abad pertama Masehi. Dalam tradisi Islam, Injil adalah wahyu yang membenarkan Taurat sambil membawa ajaran kasih dan keimanan. Palestina, sebagai pusat kegiatan Isa, menjadi tempat di mana wahyu ini disampaikan kepada pengikutnya, yang dikenal sebagai Hawariyun. Sekali lagi, tidak ada catatan bahwa Injil turun di Makkah atau wilayah timur, melainkan di barat laut Jazirah Arab.Al-Qur'an, kitab terakhir, turun di Makkah dan Madinah kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun (610–632 M). Proses penurunannya dimulai di Gua Hira, Makkah, ketika Jibril menyampaikan wahyu pertama (Surah Al-Alaq: 1–5). Sebagian besar Al-Qur'an turun di Makkah (periode Makkiyah) dan sisanya di Madinah (periode Madaniyah). Berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya, Al-Qur'an memiliki kaitan geografis langsung dengan Jazirah Arab, khususnya Makkah sebagai pusat spiritual Islam.
Makna Masjidil Aqsa sebagai "masjid terjauh" merujuk pada Masjidil Aqsa di Yerusalem, yang disebutkan dalam Surah Al-Isra: 1. Dalam peristiwa Isra Mi'raj (sekitar 621 M), Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa, yang berjarak sekitar 1.200 km. Pada masa itu, jarak ini dianggap sangat jauh, terutama dengan moda transportasi kuno. Namun, lebih dari sekadar jarak geografis, Masjidil Aqsa memiliki makna simbolis sebagai pusat spiritual para nabi sebelumnya, menghubungkan rantai kenabian dari Musa, Daud, hingga Isa. Dalam dimensi spiritual, perjalanan mukjizat ini menunjukkan bahwa jarak fisik tidak membatasi hubungan ilahi, menjadikan Masjidil Aqsa "dekat" dalam konteks keimanan.
Reinterpretasi sejarah wahyu menjadi pertanyaan yang kompleks. Dalam perspektif teologi Islam, lokasi dan waktu turunnya kitab dianggap pasti berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis. Namun, dalam kajian sejarah kritis, beberapa sarjana mungkin mempertanyakan detail spesifik, seperti lokasi pasti Gunung Sinai atau konteks penulisan Injil, karena terbatasnya bukti arkeologi dari periode tersebut. Meski begitu, narasi tradisional Islam tetap kuat, menegaskan bahwa Taurat, Zabur, dan Injil turun di wilayah barat Makkah (Palestina dan Sinai), sementara Al-Qur'an turun di Makkah dan Madinah. Tidak ada catatan yang menghubungkan wilayah timur Makkah dengan penurunan kitab suci. Reinterpretasi mungkin relevan dalam konteks akademik jika muncul bukti baru, tetapi dalam tradisi Islam, keyakinan ini dianggap final.
Dengan demikian, sejarah wahyu mencerminkan keragaman geografis dan spiritual. Makkah dan Madinah menjadi pusat Al-Qur'an, sementara Palestina dan Sinai menjadi saksi turunnya kitab-kitab sebelumnya. Masjidil Aqsa, sebagai simbol "terjauh," mengikat sejarah kenabian dalam satu kesatuan spiritual, menegaskan bahwa wahyu ilahi melintasi waktu dan tempat untuk membimbing umat manusia.


3 (Tiga) Kitab Al qur'an, Injil dan Taurat Turun Dalam Jarak Hanya Radius Lingkaran 1.230 KM (Dari Anyer Banten sampai Sumbawa NTB)






Mistery Lokasi Masjidil Aqsha (Masjid Terjauh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Lokasi Masjidil Aqsa: Antara Fakta Sejarah dan Narasi Kontroversial

Ternyata Negeri ini Masih menyisakan kehebatannya

Silaturahmi PKBL PT SI dengan Persatuan Warteg Nusantara