Ternyata Ada Dua Daud Sebagai Penerima Zabur dan Daud Yang Mengalahkan Jalut
Ternyata Ada Dua Daud: Penerima Zabur dan Daud yang Mengalahkan Jalut
Dalam tradisi Islam, Nabi Daud AS dikenal sebagai penerima kitab suci Zabur sekaligus pahlawan yang mengalahkan Jalut (Goliat). Narasi tentang “dua Daud” sering muncul dalam diskusi, memicu pertanyaan apakah ini merujuk pada dua individu atau dua peran dari sosok yang sama. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, tafsir ulama, dan konteks sejarah, Daud penerima Zabur dan pengalah Jalut adalah satu sosok, Nabi Daud AS, yang hidup sekitar abad ke-10 SM di Yerusalem. Namun, peran gandanya sebagai nabi spiritual dan pejuang pahlawan menciptakan kesan dua karakter berbeda. Berikut narasi sejarah tentang sosok Daud dalam konteks ini.Konteks Sejarah dan Ayat Al-Qur’anAl-Qur’an menyebutkan Daud dalam beberapa ayat yang menyoroti dua aspek utamanya:
Sebelum menjadi raja, Daud adalah gembala muda yang berani. Sekitar abad ke-11 SM, ia menghadapi Jalut, komandan Filistin, dalam pertempuran di Lembah Elah, sekitar 30 km dari Yerusalem. QS. Al-Baqarah (2): 251 menggambarkan kemenangan Daud dengan ketapelnya sebagai keajaiban ilahi, melawan Jalut yang jauh lebih kuat. Dalam konteks sejarah, Filistin adalah musuh utama Bani Israil, dan kemenangan ini mengukuhkan Daud sebagai pahlawan. Peristiwa ini terjadi di wilayah perbukitan Palestina, yang strategis secara militer dan simbolis secara spiritual.Daud sebagai Penerima Zabur
Setelah menjadi raja, Daud menerima Zabur di Yerusalem, seperti disebutkan dalam QS. Al-Isra’ (17): 55. Menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nur adz-Dzolam, Zabur berisi 150 mazmur berupa doa, puji-pujian, dan hikmah, tanpa hukum syariat baru, karena Daud mengikuti Taurat. Zabur diturunkan di Bukit Sion, pusat spiritual Kerajaan Israil, pada masa kejayaan politik dan budaya. Sifatnya yang spiritual membuat Zabur bersifat universal, relevan lintas zaman, sebagaimana QS. Al-Anbiya’ (21): 105 yang menyebut warisan bumi untuk orang saleh, selaras dengan Mazmur 25:12-13 dalam tradisi Yahudi.Mengapa Disebut “Dua Daud”?Narasi “dua Daud” bukan berarti dua individu, melainkan refleksi dari dua fase hidup Daud: pejuang muda dan raja-nabi. Dalam tradisi Yahudi-Kristen (1 Samuel 17), Daud digambarkan sebagai gembala saat melawan Goliat, jauh sebelum ia menjadi raja dan penyair Mazmur. Al-Qur’an mengintegrasikan kedua peran ini tanpa pemisahan, menegaskan bahwa Daud adalah satu sosok dengan karunia ganda: keberanian militer dan kepekaan spiritual. Tafsir Syekh Wahbah az-Zuhaili menegaskan bahwa Zabur tidak diubah seperti Taurat atau Injil, tetapi keberadaan aslinya kini diragukan, menjadikan Al-Qur’an sebagai penyempurna.Makna Geografis dan SpiritualKisah Daud terjadi dalam radius 1.230 km dari Yerusalem, mencakup Lembah Elah (tempat melawan Jalut) dan Bukit Sion (penurunan Zabur). Wilayah perbukitan Palestina ini, seperti Gunung Sinai (Taurat) dan Jabal Nur (Al-Qur’an), melambangkan kedekatan spiritual dengan Allah. Menurut sejarawan, Yerusalem adalah pusat peradaban samawi, menghubungkan wahyu melalui rute perdagangan kuno.KesimpulanDaud penerima Zabur dan pengalah Jalut adalah satu sosok, Nabi Daud AS, sebagaimana ditegaskan dalam QS. An-Nisa’ (4): 163, Al-Isra’ (17): 55, dan Al-Baqarah (2): 251. Peran gandanya sebagai pejuang di Lembah Elah dan raja-nabi di Bukit Sion mencerminkan keistimewaan spiritual dan kepahlawanannya. Berpusat di perbukitan Palestina, kisah Daud memperkuat kesinambungan wahyu ilahi, dengan Al-Qur’an sebagai penyempurna yang mengabadikan warisannya.
Dalam tradisi Islam, Nabi Daud AS dikenal sebagai penerima kitab suci Zabur sekaligus pahlawan yang mengalahkan Jalut (Goliat). Narasi tentang “dua Daud” sering muncul dalam diskusi, memicu pertanyaan apakah ini merujuk pada dua individu atau dua peran dari sosok yang sama. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, tafsir ulama, dan konteks sejarah, Daud penerima Zabur dan pengalah Jalut adalah satu sosok, Nabi Daud AS, yang hidup sekitar abad ke-10 SM di Yerusalem. Namun, peran gandanya sebagai nabi spiritual dan pejuang pahlawan menciptakan kesan dua karakter berbeda. Berikut narasi sejarah tentang sosok Daud dalam konteks ini.Konteks Sejarah dan Ayat Al-Qur’anAl-Qur’an menyebutkan Daud dalam beberapa ayat yang menyoroti dua aspek utamanya:
- QS. An-Nisa’ (4): 163: “Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya… dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” Ayat ini menegaskan Daud sebagai penerima Zabur, kitab suci berisi puji-pujian dan nasihat spiritual.
- QS. Al-Isra’ (17): 55: “Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian yang lain, dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” Ini menunjukkan keistimewaan Daud sebagai raja-nabi di Yerusalem.
- QS. Al-Baqarah (2): 251: “Daud membunuh Jalut, lalu Allah memberikan kepadanya kerajaan dan hikmah, serta mengajarinya apa yang Dia kehendaki.” Ayat ini menggambarkan Daud sebagai pemuda yang mengalahkan Jalut, pemimpin Filistin, sebelum menjadi raja.
- QS. Al-Anbiya’ (21): 105: “Kami tulis di dalam Zabur… bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.” Ayat ini menegaskan sifat universal Zabur.
Sebelum menjadi raja, Daud adalah gembala muda yang berani. Sekitar abad ke-11 SM, ia menghadapi Jalut, komandan Filistin, dalam pertempuran di Lembah Elah, sekitar 30 km dari Yerusalem. QS. Al-Baqarah (2): 251 menggambarkan kemenangan Daud dengan ketapelnya sebagai keajaiban ilahi, melawan Jalut yang jauh lebih kuat. Dalam konteks sejarah, Filistin adalah musuh utama Bani Israil, dan kemenangan ini mengukuhkan Daud sebagai pahlawan. Peristiwa ini terjadi di wilayah perbukitan Palestina, yang strategis secara militer dan simbolis secara spiritual.Daud sebagai Penerima Zabur
Setelah menjadi raja, Daud menerima Zabur di Yerusalem, seperti disebutkan dalam QS. Al-Isra’ (17): 55. Menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nur adz-Dzolam, Zabur berisi 150 mazmur berupa doa, puji-pujian, dan hikmah, tanpa hukum syariat baru, karena Daud mengikuti Taurat. Zabur diturunkan di Bukit Sion, pusat spiritual Kerajaan Israil, pada masa kejayaan politik dan budaya. Sifatnya yang spiritual membuat Zabur bersifat universal, relevan lintas zaman, sebagaimana QS. Al-Anbiya’ (21): 105 yang menyebut warisan bumi untuk orang saleh, selaras dengan Mazmur 25:12-13 dalam tradisi Yahudi.Mengapa Disebut “Dua Daud”?Narasi “dua Daud” bukan berarti dua individu, melainkan refleksi dari dua fase hidup Daud: pejuang muda dan raja-nabi. Dalam tradisi Yahudi-Kristen (1 Samuel 17), Daud digambarkan sebagai gembala saat melawan Goliat, jauh sebelum ia menjadi raja dan penyair Mazmur. Al-Qur’an mengintegrasikan kedua peran ini tanpa pemisahan, menegaskan bahwa Daud adalah satu sosok dengan karunia ganda: keberanian militer dan kepekaan spiritual. Tafsir Syekh Wahbah az-Zuhaili menegaskan bahwa Zabur tidak diubah seperti Taurat atau Injil, tetapi keberadaan aslinya kini diragukan, menjadikan Al-Qur’an sebagai penyempurna.Makna Geografis dan SpiritualKisah Daud terjadi dalam radius 1.230 km dari Yerusalem, mencakup Lembah Elah (tempat melawan Jalut) dan Bukit Sion (penurunan Zabur). Wilayah perbukitan Palestina ini, seperti Gunung Sinai (Taurat) dan Jabal Nur (Al-Qur’an), melambangkan kedekatan spiritual dengan Allah. Menurut sejarawan, Yerusalem adalah pusat peradaban samawi, menghubungkan wahyu melalui rute perdagangan kuno.KesimpulanDaud penerima Zabur dan pengalah Jalut adalah satu sosok, Nabi Daud AS, sebagaimana ditegaskan dalam QS. An-Nisa’ (4): 163, Al-Isra’ (17): 55, dan Al-Baqarah (2): 251. Peran gandanya sebagai pejuang di Lembah Elah dan raja-nabi di Bukit Sion mencerminkan keistimewaan spiritual dan kepahlawanannya. Berpusat di perbukitan Palestina, kisah Daud memperkuat kesinambungan wahyu ilahi, dengan Al-Qur’an sebagai penyempurna yang mengabadikan warisannya.
Daud Alaihi Salam tersebut 16 ayat dalam Al qur'an
1. Daud mengalahkan Jalut (Daud setelah Musa)
251. Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS. Al-Baqoroh (2) : 251)
Daud membunuh jalut dan memerintah negeri setelah meninggalnya Thalut
2. Daud menerima Zabur (Daud sebelum Ibrahim)
163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma`il, ishak, Ya`qub dan anak cucunya, `Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. An-Nisa (4) : 163)
Zabur apa identik atau sama dengan wahyu atau pengecualian dari wahyu ?
Zabur turun sebelum Taurat (sebelum Ibrahim)
Berturut-turut dari silsilah paling atas yaitu : Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya
Berturut-turut dari silsilah paling bawah Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman (Harun adalah saudara Musa)
3. Daud melaknati Bani Israel
078. Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS. Al-Maidah (5) : 78)
Bani Israel hidup dalam zaman dan tempat bersamaan dengan Daud dan Isa
Bani Israel selalu durhaka (Assu) dan melampaui batas
4. Daud mendapat anugerah
084. Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya`qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, (QS. Al-Anaam (6) : 84)
Nuh dan keturunannya : Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun
Ibrahim dan keturunannya : Ishak dan Ya’qub
5. Daud menerima kelebihan
055. Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud. (QS. Al-Israa’ (17) : 55)
Daud menerima kelebihan dibandingkan kepada nabi-nabi lain
Daud menerima Zabur
6. Daud memutuskan masalah kaumnya
078. Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, (QS. Al-Anbiyaa’ (21) : 78)
Masalah kaumnya yaitu ada di tanaman dan kambing
7. Daud menundukan gunung dan burung
079. maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (QS. Al-Anbiyaa’ (21) : 79)
Daud dianugerahi hikmah dan ilmu
8. Daud dianugerahi ilmu
015. Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman". (QS. An-Naml (27) : 15)
Daud bersyukur atas dilebihkannya dari hamba-hambanya yg beriman
9. Daud diberi segala sesuatu dan pengertian suara burung
016. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata". (QS. An-Naml (27) : 16)
Segala sesuatu di negeri gemah ripah loh jinawe
10. Daud diberi karunia menundukan gunung dan burung (Daud bapaknya Sulaiman)
010. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (QS. Saba (34) : 10)
Daud diberi karunia menundukan gunung-gunung dan burung serta diberi karunia untuk melunakan besi
11. Keluarga Daud terus bersyukur (Daud bapak Sulaiman)
013. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. Saba (34) : 13)
Sulaiman keluarga Daud menundukan jin untuk membuat gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang seperti kolam
12. Daud mempunyai kesabaran dan kekuatan
017. Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). (QS. Shaad (38) : 17)
Daud bersabar atas olok-olokan kaumnya, dan dengan kesabaran dan taat kepada Tuhannya Daud mempunyai kekuatan
13. Daud merasa terkejut dalam dunia pertanian dan peternakan
022. Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (QS. Shaad (38) : 22)
Daud diharapkan memutuskan perkara dengan adil dan bijaksana
14. Daud bertaubat dan bersujud dan minta ampun
024. Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Shaad (38) : 24)
Orang-orang berserikat berbuat zalim terhadap sesamanya
15. Daud menjadi khalifah yang adil
026. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shaad (38) : 26)
Daud menjadi pemimpin yang adil Tidak mengikuti hawa nafsu
16. Daud dikaruniai Sulaiman
030. Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta`at (kepada Tuhannya). (QS. Shaad (38) : 30)
Daud dikaruniai putra yang baik dan taat ibadah yaitu Sulaiman
Komentar