Alasan Romawi Menang dalam Alquran Lebih Disukai dari Persia
Kamis 13 Aug 2020 10:26 WIB
Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Peninggalan Bizantium-Romawi Timur
Kegembiraan Muslim jika Romawi menang diabadikan surah Ar-Rum ayat 4:
وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ ".... Dan
di hari kemenangan bangsa Romawi itu bergembiralah orang-orang yang
beriman."
Kegembiraan atas kaum Muslimin jadi timbul pertanyaan mengapa kaum
Muslimin memihak Romawi Timur, bukankah Romawi Timur itu juga beragama Nasrani?
Bagaimana bisa Rasulullah SAW dan para sahabat berpihak kepada selain
Islam dan merasa bahagia ketika Romawi Timur yang non-Muslim itu menang atas
Persia.
Wisnu Tanggap Prabowo dalam bukunya "Benarkah Kaisar Heraklius
Masuk Islam" menjelaskan, mengapa kaum Muslimin senang jika Heralius
menang.
Ceritanya bagini, ketika perang besar dan berkepanjangan antara Romawi
Timur dengan Persia pada 603-628 Masehi Ini menimbulkan 'proxy war' di
Makkah.
Musyrikin Makkah berafiliasi pada Persia karena kesamaan Ideologi dan
teologi di antara mereka. Meski Majusi berbeda dengan paganisme maka tetapi
kesamaan di antara mereka lebih kuat. Yakni sama-sama paganistik dan
berseberangan dengan monoteisme 'millah' Ibrahim.
Adapun kaum Muslimin pada saat itu agamanya lebih dekat dengan agama
Nasrani karena keduanya berasal dari rumpun yang sama, yakni agama Ibrahim yang
lurus.
Alquran dan Injil juga kitab yang memiliki keterkaitan antara satu dan
lainnya, misalnya mengenai kerasulan Muhammad SAW beserta ciri, dan waktu
kedatangannya terdapat dalam Injil juga Taurat.
Sebelum kerasulan Muhammad, Nasrani adalah agama yang lurus dan sunnah
yang berlaku adalah sunnah nabi Isa AS, hingga datangnya Islam. "Maka,
sudah naluri kaum Muslimin jatuh keberpihakannya kepada imperium ahli kitab,
yakni Romawi Timur," katanya.
Wisnu menjelaskan, bersinggungan dengan kaidah fiqih, keberpihakan kaum
Muslimin merupakan sesuatu yang dimaklumi dan dipahami, yakni berpihak kepada
keburukan yang lebih ringan dari keburukan yang ada.
Ahli kitab jelas lebih ringan kerusakannya ketimbang agama majusi yang
jelas-jelas musyrik.
Kebahagiaan kaum Muslimin juga didasari atas menangnya keburukan yang
lebih ringan atas keburukan yang lebih parah. Namun demikian, keberpihakan ini
bukan berarti Rasulullah dan para sahabat ridha dengan penyelewengan akidah
ahli kitab dan apa yang telah mereka ubah dan sembunyikan dari isi kitab
mereka.
Rasulullah dan para sahabatnya tetap mendakwahkan dan menyuruh manusia
pada Islam satu-satunya agama yang benar dan diterima di sisi Allah. Di waktu
yang sama Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak menafikan dengan mutlak
adanya kesamaan umum antara Islam dengan Nasrani karena keduanya memang dari
Allah SWT.
"Perhatikanlah bagaimana Rasulullah dan para sahabat menempatkan
diri, sebuah positioning yang adil, agung, dan proporsional. Tidaklah ini
dipahami, kecuali oleh orang yang memiliki pandangan mendalam saat memahami
sejarah," katanya.
Kejumudan, kedangkalan, dan keluguan dalam memahami sejarah yang
membuat sebagian kaum muslimin pada hari ini berloyalitas (wala) kepada ahli
kitab secara total tanpa menimbang faktor-faktor yang mengelilinginya.
Ibnu Taimiyah pernah berkata, "Orang yang cerdas bukanlah orang
yang tahu mana yang baik dan yang buruk akan tetapi, orang yang cerdas adalah
orang yang tahu mana yang terbaik dari dua kebaikan dan mana yang lebih buruk
dari kedua keburukan."
Sumber Asli :
https://republika.co.id/berita/qezg8d320/alasan-romawi-menang-dalam-alquran-lebih-disukai-dari-persia
Komentar