Postingan

Sukarno Ingin Negara Kesatuan, Hatta Rencanakan Federal

Gambar
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Alwi Shahab Perdebatan mengenai masa depan pemerintahan RI, antara sistem otonomi dan sistem federasi, masih terus menjadi pembicaraan yang tak berujung. Namun, perbedaan pendapat tersebut ternyata sudah terjadi pada awal-awal pembentukan negara. Tidak tanggung-tanggung, diskusi atau lebih tepatnya perbedaan pendapat tentang sistem pemerintah Indonesia terjadi antara  Sukarno  dan Mohammad Hatta. Perbedaan itu disampaikan sendiri oleh dua proklamator yang membacakan teks kemerdekaan Indonesia pada 17 Aguistus 1945. ”Saya pernah bertanya kepada Bung Karno, apa bedanya ia dengan Bung Hatta,” demikian Solichin Salam dalam bukunya  Soekarno-Hatta  yang diterbitkan Pusat Studi dan Penelitian Islam. ”Saya unitaris, Hatta federalis,” jawab  Bung Karno  singkat. Setelah itu, Solichin mewawancarai Bung Hatta. ”Berbicara tentang bentuk negara Indonesia yang dicita-citakan sebelum Indonesia merdeka, saya tanyakan kepada Bung  Hatta  mengapa ia waktu itu cenderu

PALESTINE DI EQUATOR (DI BAWAH GARIS KATULISTIWA)

Gambar
NEGERI-NEGERI SUBUR DI KATULISTIWA (EQUATOR) Identification of the Four Rivers. The Midrash (Gen. R. xvi. 7) identifies the "four heads" of the rivers with Babylon (Pison), Medo-Persia (Gihon), Greece (Hiddekel), Edom-Rome (Perat), and regards Havilah as Palestine. The Targum Yerushalmi translates "Havilah" by "Hindiki" ("Hindustan," or India), and leaves "Pison" untranslated. Saadia Gaon, in his Arabic translation, renders "Pison" the Nile, which Ibn Ezra ridicules, as "it is positively known that Eden is farther south, on the equator." Naḥmanides coincides in this view, but explains that the Pison may run in a subterranean passage from the equator northward. Obadiah of Bertinoro, the commentator of the Mishnah, in a letter describing his travels from Italy to Jerusalem in 1489, relates the story of Jews arriving at Jerusalem from "Aden, the land where the well-known and famous Gan Eden is situ

HUTAN MANGROVE

Gambar
PETA PERSEBARAN MANGROVE Hutan bakau  atau disebut juga  hutan mangrove  adalah hutan yang tumbuh di air  payau ,dan dipengaruhi oleh  pasang-surut  air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi  pelumpuran dan akumulasi bahan  organik . Baik di  teluk-teluk  yang terlindung dari gempuran  ombak , maupun di sekitar  muara   sungai  di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari  hulu . Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya  abrasi  tanah;  salinitas  tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses  adaptasi  dan  evolusi . LUAS HUTAN BAKAU Hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling  khatulistiwa  di wilayah  tropika  dan sedikit di  subt

MANGROVE INDONESIA: Berkas Fakta : Kekayaan Nasional Dalam Ancaman

Gambar
PETA HUTAN MANGROVE DI INDONESIA Bogor, Indonesia _ Mangrove merupakan lumbung besar penyimpan karbon. Bagi Indonesia, mangrove merupakan kartu negosiasi penting dalam menghadapi perundingan perubahan iklim di Paris, Desember 2015, demikian arahan dari riset terbaru Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). Berikut ini adalah fakta-fakta penting tentang pentingnya mangrove, sebagai berikut: Indonesia memiliki salah satu wilayah hutan mangrove luas di dunia Sekitar 3 juta hektare hutan mangrove tumbuh di sepanjang 95.000 kilometer pesisir Indonesia. Jumlah ini  mewakili 23% dari keseluruhan ekosistem mangrove dunia (Giri et al., 2011). Hutan mangrove ditemukan di banyak wilayah Indonesia, dan ekosistem mangrove regional penting ada di Papua, Kalimantan dan Sumatera (FAO, 2007). Tinggi pohon mangrove di Indonesia dapat mencapai 50 meter. Kelompok pohonnya padat, dengan akar berkelindan keluar dari batang pohon. Ketika laut pasang, hutan mangrove dibanjiri oleh ai

Kyai Rangga Bupati Tegal Utusan Sultan Agung Mataram ke Batavia dan VOC

Gambar
Kyai Rangga Utusan Sultan Agung Mataram ke Batavia Sultan Agung mengirim Bupati Tegal Kyai Rangga untuk bernegosiasi dengan VOC di Batavia dengan syarat tertentu, namun karena tidak sesuai dengan keinginan VOC tawaran itu ditolaknya. Penolakan itu ternyata berbuntut panjang, sebab antara bulan April dan bulan Agustus 1628 Sultan Agung menyatakan perang terhadap VOC. Tanggal 27 Agustus 1628, Sutan Agung memerintahkan Bupati Kendal Tumenggung Bahureksa dan pasukannya berangkat menuju Batavia. Pasukan kedua di pimpin Pangeran Mandureja (cucu Ki Juru Martani) di kirim lagi dan tiba di Batavia bulan Oktober 1628. Total pasukan Mataram hampir mencapai 10.000 orang prajurit. Bahkan pada tahun 1629 pasukannya sempat menyerang benteng pertahanan Hollandia di Batavia, markas besar Gouverneur Generaal van Nederlands-Indie Jan Pieters zoon Coen, namun serangan tersebut dapat dipatahkan. Tahun 1629, Sultan Agung memerintahkan pasukannya untuk menyerang kembali Batavia. Pasuka

Arnhem Land dan Saelun Arim

Gambar
A rnhem Land ARNHEM LAND Arnhem Land (harafiah: "Tanah Arnhem", Arnhem diambil dari nama kapal Belanda yang pernah berlabuh di sana 1623) adalah salah satu dari lima "wilayah" (region) di bawah administrasi Northern Territory di Australia. Posisinya terletak di sudut timur laut dan berjarak sekitar 500 km dari ibu kota Darwin. Wilayah ini memiliki luas 97.000 km2 yang juga mencakup daerah Taman Nasional Kakadu, dan berpopulasi 16.230. Wilayah dinamai oleh Matthew Flinders, penjelajah Inggris yang berkunjung ke tempat itu 1828. Penghuni asli wilayah ini adalah suku pribumi Yolngu, yang sebelum kedatangan orang Eropa diketahui telah berhubungan dagang dengan pelaut/pedagang Bugis/Makassar dan Melayu. Menurut catatan Makassar, daerah pesisir Arnhem Land disebut Marege, sementara pesisir region Kimberley di Australia Barat yang bersebelahan dinamakan Kayu Jawa. Kepentingan para pedagang Nusantara ini terutama untuk mencari teripang. Tidak mengherankan karen

5 Warteg special menus, need to be tasted

Gambar
5 Warteg special menus, need to be tasted     Warteg as a small restaurant that is mushrooming in Jakarta and its surroundings, has been known as folk food, warteg provides special food that is very appetizing, especially for all food lovers. The menu available at small food stalls is not inferior to the taste in quality food and sold at high prices. Varied food on the warteg uses spices that have been seasoned well, making them addicted and wanting to add more. This food will not be boring for culinary lovers, because it is a favorite and a recommendation in food selection. Some foods may not suit everyone's mouth, but sometimes food in small food stalls can be accepted by everyone because the right ingredients are combined with rice as the main carbohydrate. Some of these foods are served on the warteg and are a favorite for many people, and maybe you are one of them. Come on, here are 5 special warteg menus that need to be tasted at   warteg-warteg in Jakarta