Wabah Ulat Bulu dan Mu'jizat Soelaiman AS

Minggu, 03/04/2011 16:56:22WIB

Ribuan Burung Diterbangkan Melawan Jutaan Ulat Bulu di Probolinggo


Perkutut

Bayu Adi Wicaksono

Probolinggo - Untuk membasmi serangan jutaan ulat bulu yang kini telah menyerang 8 kecamatan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sejumlah warga yang tergabung dalam warga peduli lingkungan Kabupaten Probolinggo, melepaskan ribuan ekor burung berbagai jenis di alun-alun kota Probolinggo.

Ribuan ekor burung yang dilepaskan warga terdiri dari burung jenis Cendet, Kutilang, Pipit, Ulak-Ulak dan burung Cekrucuk. Pelepasan ribuan burung tersebut adalah salah satu upaya warga Kabupaten Probolinggo untuk membasmi jutaan ulat bulu.

Menurut Mahdi, Koordinator Lapangan peduli lingkungan Probolinggo, burung dipilih sebagai mesin pembasmi ulat karena burung merupakan binatan predator pemangsa ulat bulu. "Kita berharap burung yang dilepaskan dapat menyerang dan memangsa ulat bulu agar tercipta keseimbangan ekosistem," jelas Mahdi.

Mahdi menjelaskan, pelepasan ribuan burung tidak hanya dilakukan di alun-alun Probolinggo saja, Mahdi dan teman-temanya telah menyiapkan ribuan ekor burung lainnya untuk di lepas di 12 titik wilayah yang telah diserang jutaan ulat bulu.

Sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan masyarakat dan Pemkab prbolinggo untk membasmi ulat bulu. Seperti dengan penyemprotan dan perburuan ulat bulu. Bahkan, beberapa hari lalu, sejumlah orang yang mengaku sebagai pawa ulat bulu juga berupaya secara sukarela membasmi ulat bulu dengan cara kebathinan.

Namun, hingga saat ini, upaya-upaya itu masih belum menampakan hasil, karena sejak beberapa hari belakangan, serangan jutaan ulat bulu justru meluas hingga ke 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Probolinggo.

(baw/baw)


http://m.today.co.id/index.php?kategori=nasional&sub=regional&detail=22122


Cegah Ulat Bulu, Warga Lepas Burung dan Taburkan Abu Gosok  

TEMPO Interaktif, Sidoarjo -Warga Sidoarjo melepaskan ratusan ekor burung berbagai jenis ke alam. Hal ini dilakukan untuk mencegah ledakan populasi ulat bulu yang menyerang beberapa daerah di Jawa Timur, Rabu (13/4). Pelepasan burung ini diprakarsai oleh laboratorium kesehatan Parahita Diagnostic Center Sidoarjo. "Burung adalah predator alami ulat," kata Kepala Parahita Diagnostic Center Sidoarjo Mizan Tamimy.

Ia berharap burung pemangsa ulat ini mampu mengendalikan populasi wabah ulat secara alami. Menurut dia, dengan mengembalikan keseimbangan mata rantai makanan tersebut diharapkan tak terjadi wabah ulat bulu di Sidoarjo.

Selain itu, mereka juga membagikan abu gosok sebagai pestisida alami kepada warga Sidoarjo. Tujuannya untuk mencegah berkembangnya wabah ulat bulu di tanaman sekitar rumah. Caranya, abu gosok ditabur ke tanah dan rumput yang menjadi tempat berkembangnya ulat bulu.

Sementara, Ketua ProFauna Indonesia Rosek Nursahid menjelaskan wabah ulat buru meledak akibat perburuan burung pemangsa serangga termasuk ulat. Di antaranya jenis burung jalak, prenjak dan cinenen. "Jika predator alami cukup di alam. Serangan ulat bulu bisa dicegah," ujarnya.

Menurut dia, populasi burung predator serangga ini banyak terjadi di Probolinggo, Jember dan Banyuwangi. Burung tangkapan di alam ini dijual ke pasar burung untuk kepentingan industri perdagangan burung berkicau. Setiap bulan diperkirakan lebih dari 10 ribu ekor burung ditangkap. Penangkapan dilakukan terus menerus tanpa diimbangi penangkaran menyebabkan ekosistem tak seimbang. "Mereka menggunakan jaring besar," ujarnya.

Metode penangkapan dan penyimpanan tak benar, akibatnya 40 persen burung mati setelah ditangkap. ProFauna mencatat, populasi sejumlah jenis burung di Probolinggo, Banyuwangi sekitar Taman Nasional Baluran dan perbatasan Taman Nasional Meru Betiri hilang.

EKO WIDIANTO

http://m.tempointeraktif.com/2011/04/13/327252/

Wabah Ulat Bulu dan Penangkapan Berlebihan Burung Berkicau, Tokek dan Kroto Semut

Oleh: Sudirman Asun | 15 April 2011 | 14:01 WIB




Merebaknya serangan ulat bulu di sejumlah daerah Indonesia terakhir ini disinyaril akibat rusaknya keseimbangan rantai makanan.
Hilangnya populasi predator alami di alam liar membuat ledakan populasi ulat bulu.
Predator pemakan ulat seperti burung, tokek, dan kroto semut rangrang, menjadi komoditas ekonomi yang mempunyai harga yang cukup tinggi di pasaran membuat perburuaan hewan ini pada ambang batas yang menkhawatirkan.

Peningkatan populasi burung liar di alam bebas pernah meningkat pada waktu heboh penyebaran flu burung, sehingga penggemar burung berkicau menurun dan permintaan di pasaran merosot tajam.
Sudah menjadi hal yang langka bahwa kita masih bisa menikmati kicauan burun liar di pepohonan halaman rumah kita seperti burung Kutilang, burung Prenjak, burung Ciblek yang pada 10 tahun yang lalu masih sering kita dapatkan berkeliaran bebas di sekitar lingkungan rumah kita.

Hal serupa juga terjadi pada hewan Tokek mirip Cecak besar, hewan yang dulu biasa gampang kita jumpai pada rumah-rumah penduduk maupun pepohonan, di pasaran laris manis dengan harga 10-15 ribu rupiah/ekor.
Tokek dipercaya merupakan obat mujarab untuk penyakit kulit, dan permintaan luar negeri komoditi ini untuk ekspor sangat tinggi.

Sedangkan kroto/ larva semut Rangrang merupakan pakan favorit burung berkicau dan campuran untuk umpan memancing laku di pasaran dengan harga 75-150 ribu Rupiah/Kg.

Sudah saatnya kita memikirkan bagaimana menangkarkan komoditi - komoditi ini, sehingga penangkapan berlebihan di alam bisa dikurangin, dan keseimbangan ekosistem tidak terganggu dan terjaga.

http://m.kompasiana.com/post/regional/2011/04/15/wabah-ulat-bulu-dan-penangkapan-berlebihan-burung-berkicau-tokek-dan-kroto-semut/


Burung dan Mu'jizat Sulaiman

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلاً يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ ﴿١٠﴾

010. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (Saba()

وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَّهُ أَوَّابٌ ﴿١٩﴾

019. dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat ta`at kepada Allah. (Shaad)


وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ ﴿١٦﴾

016. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata". (An-Naml)



وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ ﴿١٧﴾

017. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (An-Naml)


وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ ﴿٢٠﴾

020. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. (An-Naml)


فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلّاً آتَيْنَا حُكْماً وَعِلْماً وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ ﴿٧٩﴾

079. maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (Al-Anbiyaa)

Komentar

Populer

5 Oldest Islamic Boarding Schools in Java

Mengapa Bung Hatta dulu ingin Indonesia menjadi negara federal? Apa bedanya dengan negara kesatuan?

Terungkap Ternyata Pakaian Ihkram Cuma Beda Warna dengan Pakaian Biksu

Terungkap Ternyata Saba adalah Nama Orang Bukan Nama Negeri atau Daerah