Gunung Magnit Tidak Hanya di Arab

SM Cetak - Berita Utama

19 April 2011

”Jabal Magnet” Hebohkan Banyumas

BANYUMAS - Ratusan warga Banyumas dihebohkan oleh penemuan jalan yang diduga mengandung magnet seperti Jabal Magnet di Arab Saudi. Medan magnet Banyumas ini berada di Jalan Raya Limpakuwus-Baturraden, Kecamatan Sumbang, tepatnya di tengah areal Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Baturraden. Dari penjelasan warga, medan magnet tersebut diketahui sudah lama.

Namun baru pada satu-dua hari ini keberadaannya mengundang rasa ingin tahu warga. Senin (18/4) kemarin, warga yang penasaran pun mencoba melakukan eksperimen.

Salah satunya dilakukan warga Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden, Yamin (22). Dia sengaja datang ke kawasan itu dengan maksud menguji kebenaran kabar yang diterimanya tentang medan magnet tersebut. Yamin mencobanya menggunakan motor kesayangannya. “Karena penasaran dengan cerita orang, saya mencobanya dengan motor yang mesinnya saya matikan. Ternyata benar, motor bisa jalan sendiri,” ucapnya.

Tak hanya warga, aparat keamanan pun turut menjajal medan magnet tersebut. Dengan menggunakan mobil patroli yang dinaiki 15 orang dan kondisi mesin mati, ternyata mobil bisa berjalan mundur ke arah selatan sepanjang 30 meter. Padahal, jalur yang berada di ketinggian 717 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut terlihat rata.

Fenomena ini mengingatkan masyarakat terhadap Jabal Magnet di daerah Mantiqo Baidho, sekitar 30 kilometer di luar kota Madinah, Arab Saudi. Kendaraan yang melalui lokasi tersebut bisa tertahan lajunya atau terdorong hingga kecepatan 120 kilometer per jam tanpa memasukkan gigi persneling.

Terpisah, peneliti dari Program Studi Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknik (FST) Universitas Jenderal Soedirman, Muhammad Arifin ST MT mengakui adanya keanehan tersebut. Namun, dia mengemukakan kemungkinan medan magnet tersebut belum bisa dibuktikan.

“Tadi saya sudah melihat dan meneliti dengan alat berupa kompas dan GPS (Global Position System-red). Belum bisa dipastikan kalau itu medan magnet karena kompas tidak terpengaruh atau tidak berputar-putar,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kalau benar ada medan magnet di bawah permukaan tanah, jarum kompas akan berputar kencang. Selain itu, dia juga mengemukakan, GPS yang digunakan keakurasiannya tidak akan benar.

“Memang jika diukur tingkat elevasinya (kemiringan-red) menggunakan GPS, kawasan ini ketinggiannya sama. Dihitung dari titik mobil meluncur dari utara ke selatan, elevasinya sama 717 meter dpl di utara dan 717 meter dpl di selatan,” ucapnya.

Namun dia menjelaskan, secara fisika ada gejala ilusi optik. Jika dilihat lagi, menurutnya, ada sudut kemiringan sekitar 2-3 derajat ke arah selatan. “Ini bisa dibuktikan dengan air. Ternyata air mengalir ke selatan. Kemungkinan besar ada soil creep atau rayap tanah di bawah aspal,” ujarnya.

Arifin mengemukakan akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya. (K10,tio-43)


http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2011/04/19/143994

Komentar

Populer

5 Oldest Islamic Boarding Schools in Java

Mengapa Bung Hatta dulu ingin Indonesia menjadi negara federal? Apa bedanya dengan negara kesatuan?

Terungkap Ternyata Pakaian Ihkram Cuma Beda Warna dengan Pakaian Biksu

Terungkap Ternyata Saba adalah Nama Orang Bukan Nama Negeri atau Daerah