Postingan

Isra Mi'raj Terjadi sebelum Hijrah ke Madinah

Isra dan Mi'raj (Tahun Pertama Sebelum Hijrah ke Madinah) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Isra Mi'raj (Arab:الإسراء والمعراج‎, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāğ) adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi[1] dan mayoritas ulama,[2] Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[3] menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha

BUDAYA (MACOPAT) NUSANTARA mulai terkikis

02:14 April 30, 2011 PASURUAN, KOMPAS.com--Djojotruno (60) bisa disebut menjadi salah seorang yang menjadi benteng terakhir yang masih mempertahankan tradisi macapat di Puspo, Pasuruan, Jawa timur. Di wilayah Puspo kini hanya tinggal dua orang yang masih setia melestarikan tradisi macapat, yakni Djojotruno, dan Suwandi, yang sama-sama memasuki usia lanjut. Baik Djojotruno maupun Suwandi sama-sama mengaku pada ANTARA, Jumat, bahwa mereka tidak mempunyai lagi keturunan yang bersedia melestarikan macapat. Kedua pewaris tradisi macapat itu bisa disebut sebagai benteng terakhir penjaga tradisi macapat di Puspo. Selain usianya yang telah mulai udzur, keduanya tidak mempunyai keturunan yang bersedia melanjutkan tradisi yang diwariskan dari nenek moyangnya. Baik Djojotruno maupun Suwandi menjadi pelestari tradisi macapat secara turun temurun dari kekeknya. Keduanya yang masing-masing mempunyai anak tunggal dan tidak ada yang bersedia melanjutkan tradis macapat yang ditekuni orangtuanya.

Klangenan Perkutut

Gambar
Klangenan Perkutut Kegemaran memelihara Perkutut merupakan warisan budaya leluhur yang perlu dilestarikan, karena di dalamnya mengandung nilai-nilai ajaran yang adiluhung sifatnya. Para leluhur kita, khususnya orang Jawa, telah menempatkan burung Perkutut begitu terhormat dibanding jenis burung yang lain. Burung Perkutut dianggap punya tuah mistis yang bisa disejajarkan dengan tuah mistis pusaka (keris dan azimat lainnya). Berkaitan dengan tuah mistis Perkutut tersebut leluhur Jawa mewariskan ilmu tentang katuranggan Perkutut. Berdasar ilmu katuranggan tersebut, bisa diketahui pengaruh burung Perkutut (yang mempunyai ciri-ciri tertentu) terhadap pemiliknya. Ada burung yang setengah dianjurkan untuk dipelihara, ada juga jenis yang tidak boleh dipelihara oleh sembarang orang. Memelihara Perkutut pada dulunya lebih cenderung kepada suatu klangenan. Artinya barang (dalam hal ini, burung) yang dimiliki bisa memberikan rasa senang dalam batin atau bisa