Postingan

Komunitas Warteg dan Konversi ke LPG

Kamis, 23 Juni 2011 pukul 08:11:00 Pengusaha Warteg Tolak Kenaikan LPG Citra Listya Rini JAKARTA - Pengusaha rumah makan warung tegal (warteg) menolak rencana kenaikan harga jual LPG kemasan tabung 12 kilogram (kg). Hal itu disampaikan Ketua Komunitas Warteg Kalimatun Sawa Mukroni seusai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (22/6). "Kami protes dan menolak kalau harga LPG 12 kg naik," kata Mukroni. Kenaikan tersebut, menurutnya, akan berdampak pada sekitar 30 ribu warteg yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dari 30 ribu warteg tersebut, Mukroni mengungkapkan, hanya 10 persen yang menggunakan LPG 12 kg. "Karena 90 persen warteg itu menggunakan LPG kemasan tiga kilogram," ujar Mukroni. Masih sedikitnya warteg yang menggunakan LPG 12 Kg, diakui Mukroni, karena harganya yang mahal. Namun, dia mengutarakan, jika LPG kemasan 12 kg diberikan subsidi, komunitas warteg akan menggunak

Terkuak, Rahasia Makam Kuno Suku Maya Di balik makam kuno Suku Maya

Gambar
Terkuak, Rahasia Makam Kuno Suku Maya Di balik makam kuno Suku Maya Elin Yunita Kristanti | Sabtu, 25 Juni 2011, 17:52 WIB Chichen Itza, peninggalan suku maya yang paling lengkap dan ramai dikunjungi turis saat prediksi kiamat versi suku maya kian dekat. Foto: reuters VIVAnews - Apa isi sebuah makam kuno Suku Maya yang tertutup selama 1.500 tahun, akhirnya terkuak. Meski para peneliti tak bisa masuk ke dalamnya, dari celah yang besarnya tak seberapa, 15 x 15 sentimeter, kamera kecil dimasukkan --dan mengungkap rahasia di dalamnya. Makam tersebut berada di Palenque --sebuah komplek reruntuhan di negara bagian Chiapas, Meksiko. Menurut National Institute of Anthropology and History (INAH), sejatinya makam tersebut ditemukan pada 1999 --berada di bawah sebuah bangunan yang dinamakan Kuil XX. Namun, apa daya, para peneliti tak bisa masuk. Sebab, piramida yang ada di atas kamar makam tidak stabil. Tindakan nekat menerobos ke makam tersebut, dikhawatirkan justru akan merusak mural

Warteg dan Konversi Gas

Enaknya Pakai Tabung Gas 3 Kg MEDIA INDONESIA ::⁠ 09 Juni 2011 DI balik kisah ledakan tabung gas yang selama ini kerap diberitakan, sebagian masyarakat tetap menganggap program konversi minyak tanah ke tabung gas elpiji 3 kg telah membawa manfaat. Khususnya bagi masyarakat yang suka memasak dan pemilik warung makan skala kecil, tabung elpiji 3 kg dirasakan memberi banyak kepraktisan dan keefisienan. Mereka menilai konversi ke elpiji terlambat dilakukan. "Konversi minyak tanah ke elpiji seharusnya dilakukan sejak lama karena sebenarnya elpiji lebih memiliki banyak manfaat daripada minyak tanah," kata Ketua Komunitas Warteg Kalimatun Sawa Mukroni saat menjadi pembicara dalam seminar Rekam Jejak Perjalanan Program Konversi Minyak Tanah-elpiji Menuju Ketahanan Energi Nasional, di Jakarta, Selasa (7/6). Alasannya sederhana. Salah satunya, kata Mukroni, memasak dengan elpiji tidak membuat makanan menjadi bau, seperti halnya bila memasak dengan minyak tanah. Tidak cuma itu,