Isu Politik Beras Plastik Tidak Mampu Menggoyang Lidah Pelanggan Warteg








Setahun yang lalu penulis ditawari cemilan kacang oleh-oleh dari saudara sehabis ibadah umroh, fisiknya besar dan penampakannya juga bagus dan lebih putih dibandingkan kacang  lokal, senang juga tidak perlu pergi jauh-jauh untuk menikmati rasanya, tetapi lidah tidak  pernah bohong (bukan iklan yg di TV)  ternyata kacang lokal lebih gurih dibandingkan kacang oleh-oleh tersebut.

Soal rasa, bukan hanya kacang, ketika penulis mengikuti pelatihan koperasi pemuda di Kanada empat belas tahun yang lalu, penulis harus izin untuk bisa menikmati masakan nusantara, karena rindunya terhadap makanan tempe dan ayam goreng yang dimasak kawan-kawan mahasiswa Indonesia yang belajar di sana, rasanya maknyuus seakan-akan makan di warteg, walaupun jauhnya + 14.000 Km. dari kampung.

Mungkin soal rasa bukan hanya penulis yang sok rasa nusantara, lama bergumul dengan wartegan (komunitas pedagang warteg) kebetulan banyak sekampung, para wartegan ternyata juga mempunyai cerita yang menarik, para wartegan juga melakukan percobaan (trial dan error bahasa kerennya) terhadap rasa para pelanggan dalam menikmati makanan di warung tegal.

Para wartegan tentunya dalam berbisnis ingin mengoptimalkan keuntungan dengan membeli bahan pokok yang murah misalnya memperoleh beras yang harganya murah dan barangnya bagus, tentunya pilihannya beras impor karena harganya murah dan penampakannya bagus dan lebih putih walaupun putihnya tidak natural.

Akan tetapi bukan untung yang diperoleh para pelanggan justru pelanggan banyak yang kabur karena nasi yang dimasak dari beras impor ternyata tidak membuat puas selera rasa pelanggan walaupun harganya sepiring lebih murah dibandingkan nasi yang dimasak dari beras lokal.


Pelanggan yang mayoritas dari kalangan bawah yang makan di warung tegal ternyata masih mempunyai rasa akan lezatnya beras lokal, hal inilah yang membuat ditampiknya beras impor untuk masuk ke warteg-warteg yang jumlahnya lebih dari 25.000 warteg yang tersebar di Jadebotabek, apalagi beras plastik yang sekarang lagi membuat pemerintah direpotkan untuk menelusuri dan mengantisipasi masuknya beras tersebut.....Salam Wartegan

Ditulis oleh Mukroni*
*Penulis adalak Ketua Umum Kowantara

Komentar

Populer

5 Oldest Islamic Boarding Schools in Java

Mengapa Bung Hatta dulu ingin Indonesia menjadi negara federal? Apa bedanya dengan negara kesatuan?

Terungkap Ternyata Pakaian Ihkram Cuma Beda Warna dengan Pakaian Biksu

Terungkap Ternyata Saba adalah Nama Orang Bukan Nama Negeri atau Daerah