Rezim Zionis Segera Hancur, Taurat Larang Pembentukan Negara Israel

Rezim Zionis Segera Hancur, Taurat Larang Pembentukan Negara Israel

Bendera Israel


REPUBLIKA.CO.ID,ISRAEL--Yisroel Dovid Weiss, rabi Yahudi menegaskan Taurat melarang pembentukan negara Israel.

Weiss Senin (16/5) saat diwawancarai Press TV mengharapkan Rezim Zionis Israel segera hancur. "Taurat melarang pembentukan negara Israel," tandas Weiss. 

Ia menyebutkan bahwa Zionis adalah idelogi politik dan memiliki sejarah buruk dalam melecehkan kesucian agama. Ditambahkannya, terdapat bukti yang menunjukkan penolakan pemimpin rabi di komunitas Yahudi Palestina terhadap pembentukan negara Israel.

Umat Yahudi di Palestina dan seluruh dunia tidak rela dengan adanya Rezim Zionis Israel, karena rezim ini mengusir bangsa Palestina dari rumah dan negara mereka. 


Weiss mengatakan, kami setiap hari menyaksikan tragedi baru di kawasan dan kami menyebut setiap tragedi atas nama Yahudi sebagai Hari Nakbah.


Warga Palestina di timur dan utara Jalur Gaza kemarin (Ahad 15/5) menggelar protes massal memperingati Hari Nakbah dan diserang oleh tentara Israel. 

http://m.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/11/05/16/llabcd-rezim-zionis-segera-hancur-taurat-larang-pembentukan-negara-israel

Mempertanyakan Keaslian Kitab Suci Kaum Yahudi

Sebagaimana banyak dijelaskan dalam buku-buku sejarah, termasuk keterangan Alquran, Nabi Musa AS diutus kepada kaumnya, Bani Israil. Untuk itu, Nabi Musa AS diberikan sebuah kitab suci, Taurat, sebagai tuntunan bagi mereka dalam menjalankan perintah Allah. Kitab Taurat itu diturunkan kepada Nabi Musa di Bukit Thursina.

Dalam sejumlah riwayat, disebutkan, kitab Taurat itu berisi 10 perintah Allah. Dalam bahasa Inggris, disebut dengan Ten Commandments. Menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Their Religion and Culture, sebagaimana dikutip Burhan Daya dalam bukunya Agama Yahudi: Seputar Sejarah Bani Israel, firman Tuhan yang disampaikan kepada Nabi Musa itu ditulis Nabi Musa di atas sobekan kulit-kulit binatang atau batu.

Isi ke-10 perintah itu adalah larangan menyembah tuhan selain Allah; larangan menyembah berhala; larangan menyebut nama Allah dengan main-main; wajib memuliakan hari Sabtu; wajib memuliakan kedua orang tua; larangan membunuh sesama manusia; larangan berzina; larangan mencuri; larangan bersaksi palsu; dan dilarang mengambil istri orang lain dan hak orang lain.

"Sepuluh perintah tersebut ternyata mengandung aspek akidah, ibadah, syariah, hukum, dan etika," tulis Mudjahid Abdu Manaf dalam bukunya Sejarah Agama-Agama. Namun, dalam perkembangannya, kitab Taurat yang berisi 10 perintah itu diubah dan ditambahi sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Tak heran, bila kemudian, jumlah kitab mereka sangat banyak. Di antaranya, Perjanjian Lama (Taurat) dan Talmud. Adapun kitab Perjanjian Lama ini kemudian juga menjadi kitab suci agama Nasrani (Katolik dan Kristen). Kitab ini berisi syair, prosa, hikmah, perumpamaan, cerita-cerita, dongeng, hukum, dan syair ratapan.

Menurut kaum Yahudi, kitab ini dibagi lagi menjadi dua, yakni kitab Taurat dan Nevi'im (nabi-nabi). Kitab Taurat terdiri atas lima bagian, seperti Kitab Kejadian (Genesis), Ulangan, Keluaran, Imamat, dan Bilangan. Kelima bagian itu disebut bagian dari kitab Musa.

Sementara itu, kitab Nevi'im (nabi-nabi) terdiri atas dua bagian, yakni Nevi'im Rishonim (nabi-nabi awal), seperti Yosua, Samuel I, Samuel II, Raja-raja I, dan Rajaraja II. Bagian kedua adalah Nevi'im Aharonim (nabi-nabi akhir), seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahun, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakh. Kitab ini berisi tentang tulisan-tulisan agung, tulisan Zabur, Amtsal (amtsal Sulaiman), dan Ayub; lima pujian berupa kidung agung, pengkhotbahan, ratapan, dan Ester; serta kitab-kitab dari Daniel, Ezra, Nehemia Tawarikh I, dan Tawarikh II.

Adapun kitab Talmud adalah sebuah kitab yang berisi riwayat-riwayat lisan yang diterima para rabi Yahudi. Riwayat tersebut dikumpulkan oleh rabi Yahudi dalam kitabnya bernama Mishnah, yaitu undang-undang yang terdapat dalam kitab Taurat Musa yang berupa penjelasan dan tafsir. Kendati hanya berupa tafsir atas Taurat, kaum Yahudi menganggap kitab Talmud lebih penting dari kitab Taurat. Demikian tulis Sami bin Abdullah alMaghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul.

Kitab Talmud ini terbagi dua, yakni Talmud Yerusalem dan Talmud Babilonia. Hal ini disesuaikan dengan penafsiran dari rabi-rabi atau pendeta-pendeta Yahudi. Gulungan Taurat Sementara itu, saat kaum Yahudi meyakini dan memercayai kitab-kitab dari para rahibnya itu, pada tahun 1945 M, seorang penggembala bernama Muhamamd Addib, yang sedang mencari anak kambingnya yang tersesat di sekitar gua-gua dekat lembah Qamran, Palestina, menemukan peninggalan sejarah yang sangat berharga.

Ia menemukan sejumlah gulungan kitab kuno yang selanjutnya dinamakan "Gulungan-gulungan Laut Mati" atau "Gua-gua Lembah Qamran". Setelah peristiwa itu, sejumlah pihak melakukan penggalian di sekitar tempat tersebut. Mereka kemudian menemukan 11 gua yang ada di Lembah Qamran tersebut.

Menurut para ahli arkeolog, gulungan itu kemudian diketahui sebagai gulungan-gulungan Taurat dalam bahasa Ibrani kuno, Ibrani Modern, Yunani, Aramia, dan Nabthi. Penemuan ini menjadi sangat penting karena merupakan manuskrip tertua dari Perjanjian Lama (Taurat) yang berhasil ditemukan dalam bahasa Ibrani. Sayangnya, manuskrip tersebut tak banyak dipublikasikan.

http://m.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/05/28/117432-mempertanyakan-keaslian-kitab-suci-kaum-yahudi

Mengenal Sejarah dan Karakter Israel (1)

Menyebut nama Yahudi, tentu akan terbayang dengan Israel, yaitu bangsa yang sering kali menyerang Palestina dan umat Islam. Israel dan Yahudi, ibarat dua mata uang yang saling melengkapi dan tak mungkin dipisahkan. Mereka adalah satu kaum yang sangat kejam dan menyebabkan puluhan ribu umat Islam di Palestina menjadi korban. Kendati banyak pihak mengecam tindakan mereka, tak sedikit pun hal itu menyurutkan langkah Israel untuk mundur.

Siapakah sesungguhnya Yahudi itu? Dalam Alquran, kata Yahudi disebut beberapa kali, baik dalam bentuknya yang jelas (Yahudi), samar (Haaduu, Haud), maupun sifat-sifat mereka yang dinisbahkan kepada Bani Israil. Dalam berbagai buku sejarah, disebutkan bahwa Yahudi adalah umatnya Nabi Musa Alaihissalam (AS).

Nama Yahudi dinisbahkan pada salah seorang putra Nabi Ya'kub yang bernama Yahudza bin Ya'kub, salah satu dari 12 orang putra Ya'kub. Putra lainnya bernama Ruben, Simeon, Lewi Yehuda, Isakhar, Zebulon, Yusuf AS, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer.

Namun, ada pula yang mengaitkannya dengan kata Al-Haud (Arab) atau Hada (dalam bahasa Ibrani, yang berarti tobat atau kembali), sebagaimana ucapan Nabi Musa AS kepada Tuhannya, “Inna hudnaa ilaika,” (Sesungguhnya kami kembali [tertobat] kepada-Mu). Lihat surah Al-A’raf [7]: 156.

Kaum Yahudi ini juga sering disebut dengan Bani Israil. Istilah Israil dinisbahkan kepada Nabi Ya’kub bin Ishak AS. Dinamakan Bani Israil karena mereka merupakan keturunan dari nenek moyang mereka yang bernama Israil (Ya’kub AS). Selain itu, Bani Israil ini disebut pula dengan Ibrani (Hebrew) dari kata Ibri atau Ibrani yang berasal dari kata Abara (fiil tsulatsi: kata kerja berhuruf tiga), yang berarti memotong jalan atau menyeberang lembah.

Mereka suka berpindah tempat (nomaden). Dinamakan demikian karena mereka datang dengan menyeberangi sungai Ifrat (Eufrat) di Irak, yang dipimpin oleh Ibrahim AS. Menurut Ahmad Shalaby dalam bukunya Muqaranatu al-Adyani al-Yahudiyyah, Ibri atau Hebrew adalah nama yang diberikan oleh Ibrahim kepada kaumnya karena tempat kediaman mereka berada di seberang sungai Ifrat. Penjelasan serupa dapat ditelusuri dalam bukunya Dra Hermawi MA, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, serta Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama.

Ke-12 putra Ya'kub itulah yang disebut-sebut menjadi keturunan Bani Israil. Kemudian, mereka dibimbing oleh Nabi Musa AS. Dalam Alquran, disebutkan, setelah Musa berhasil melepaskan diri dari kejaran Firaun di Laut Merah, sampailah mereka di suatu daerah. Di sana, umat Nabi Musa merasa kehausan. Nabi Musa lalu memukulkan tongkatnya hingga memancarlah 12 mata air untuk masing-masing kaumnya itu. Mereka inilah yang menjadi sebutan kaum Bani Israil (Yahudi).

Adapun tujuan `hijrah' tersebut adalah agar mereka leluasa melaksanakan ibadah kepada Allah dan jauh dari gangguan Firaun dan pasukannya. Dalam Alquran, tujuan mereka adalah suatu negeri yang diberkahi, yakni Palestina. Mereka menamakan negeri itu dengan tanah yang dijanjikan, The Promised Land. bersambung
http://m.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/islam-digest/10/05/25/117035-mengenal-sejarah-dan-karakter-israel-1

Mengenal Sejarah dan Karakter Israel (2-habis)

Berbicara tentang Bani Israil, tak bisa dipisahkan dengan agama Yahudi. Sebab, mayoritas kaum Israil menjadi pemeluk agama Yahudi. Dalam bukunya, Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Sami bin Abdullah al-Maghluts menjelaskan, agama Yahudi dahulunya merupakan ajaran monoteis (satu Tuhan) yang dibawa oleh Nabi Musa AS. Nabi Musa diberikan kitab Taurat untuk disampaikan kepada umatnya (Bani Israil). Namun, Bani Israil justru mengubah ajaran Taurat yang telah disampaikan Nabi Musa dan membuat kebohongan atas syariat Allah SWT.

Mereka menawar syariat untuk melaksanakan ibadah agar lebih ringan (dipermudah) kendati syariat itu sudah sangat mudah untuk dikerjakan. Misalnya, mereka diperintahkan untuk melaksanakan ibadah pada hari Sabat (Sabtu), tetapi mereka menawarnya supaya ibadah Sabat dipindahkan pada hari yang lain. Karena itulah, Allah mengazab kaum yang tidak beriman itu hingga menjadi kera. Lihat surah Al-A'raf [7]: 163-166 dan Albaqarah [2]: 65.

"Dan, sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, `Jadilah kamu kera yang hina.'" (QS Albaqarah [2]: 65).

Sifat Bani Israil lainnya adalah suka bertanya sehingga menyulitkan diri mereka sendiri. Contohnya, mereka disuruh untuk menyembelih seekor sapi betina, tetapi Bani Israil bertanya tentang umur sapi tersebut. Lalu, disampaikanlah bahwa usia sapi tersebut tidak tua dan tidak juga terlalu muda.

Mereka pun bertanya lagi warna sapi. Disampaikanlah sapi itu berwarna kuning tua dan tidak pernah dipergunakan untuk membajak. Setelah semuanya ditanyakan, mereka akhirnya baru melaksanakan perintah tersebut. Mereka merasa kesulitan mencari jenis sapi yang dimaksud. Padahal, sebelumnya Allah menghendaki kemudahan bagi mereka, tetapi mereka sendiri yang mempersulit nya.

Itulah sifat Yahudi. Lihat penjelasan lengkapnya dalam surah Albaqarah [2]: 67-71. Banyak nabi yang diutus untuk mengajak mereka ke jalan yang benar, tetapi selalu saja nabi-nabi itu mereka dustakan. Syariat Nabi Musa AS yang mengajarkan monoteisme djadikan politeisme. Mereka juga akhirnya menyembah patung-patung, seperti patung anak sapi, patung ular, dan sebagainya.

Dalam Alquran, juga disebutkan bahwa sifat mereka itu di antaranya suka bermusuhan, keras kepala, keras hati, ingkar janji, bakhil, dan tamak. Mereka juga terlibat dalam sejumlah pembunuhan terhadap para nabi yang diutus oleh Allah SWT. Itulah sifat-sifat Yahudi.

Mereka menamakan Tuhannya dengan Yahwe. Namun, menurut Bani Israil, Tuhan mereka itu juga bisa berbuat salah, punya sifat penyesalan, dan juga pernah memerintahkan yang tidak baik. Na'udzubillah. Mereka juga mengklaim bahwa Tuhan hanya untuk Bani Israil. Karena itu, mereka memusuhi kaum atau umat lainnya jika tidak mau menuruti keinginannya. Karena itu, Allah SWT memerintahkan umat Islam agar tidak mengikuti mereka. (QS Albaqarah [2]: 120).

Karena kerusakan keimanan mereka itu, dengan mudah mereka dikalahkan oleh kelompok lain. Namun, mereka tak pernah mau menyadarinya, hingga akhirnya diusir keluar dari negeri mereka. Mayoritas kaum dan pemeluk agama Yahudi berdomisili di Israel. Sebagian dari mereka ada pula yang berhijrah ke luar dari Israel, seperti Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia. (habis)

http://m.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/islam-digest/10/05/26/117179-mengenal-sejarah-dan-karakter-israel-2-habis-

Komentar

Populer

5 Oldest Islamic Boarding Schools in Java

Mengapa Bung Hatta dulu ingin Indonesia menjadi negara federal? Apa bedanya dengan negara kesatuan?

Terungkap Ternyata Saba adalah Nama Orang Bukan Nama Negeri atau Daerah

Terungkap Ternyata Pakaian Ihkram Cuma Beda Warna dengan Pakaian Biksu