Indonesia Negeri Yerusalem (II) ???

IKLIM INDONESIA

(Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M. Arch)

LETAK DAN BATAS NEGARA

Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, memanjang dari Barat ke Timur, berada di wilayah Asia Tenggara, yang terletak di antara 6o8'Lintang Utara sampai 11o15' Lintang Selatan dan antara 94o45' sampai 141o5' Bujur Timur. Negara Republik Indonesia berbatasan dengan:

  • Singapura , Malaysia, Filipina, Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik (di sebelah utara)
  • Samudera Hindia (di sebelah barat)
  • Australia, Samudera Hindia ( di sebelah selatan)
  • Papua Nugini (di sebelah timur)

Sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, maka wilayah Indonesia dapat dikatakan merupakan kelanjutan dari benua Asia dan Australia dengan celah yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik pada cekungan tengahnya.


 


 

PEMBAGIAN WILAYAH

Berdasarkan perbedaan waktu maka Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah waktu yang masing-masing berselisih satu jam, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), yang meliputi : Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan Barat; Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi wilayah : Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Timur-Timur; dan Waktu Indonesia Timur (WIT), yang meliputi wilayah : Maluku dan Irian Jaya. Sebagai contoh, jika di Jakarta pukul 07.00, maka di Ujung Pandang pukul 08.00, dan di Jayapura pukul 09.00. Jika dibagi menurut pembagian daerah administrasi maka Negara Republik Indonesia dibagi menjadi:

  • 27 Propinsi
  • 243 Kabupaten
  • 60 Kotamadya
  • 3.839 Kecamatan
  • 65.198 Desa

Iklim dan Musim

Indonesia beriklim laut tropis karena letaknya di daerah tropis dan diapit oleh dua Samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia memiliki dua Musim yaitu musim hujan (Oktober - April), dan musim kemarau (Mei - September). Namun karena wilayahnya yang luas, keadaan geografisnya yang berbeda- beda serta daerahnya yang dibelah oleh garis khatulistiwa maka sering terjadi perbedaan atau penyimpangan musim.

Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu udara berkisar antara 20 oC sampai 30 oC. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah pula suhunya. Misalnya, di berbagai dataran tinggi atau di daerah - daerah yang dikelilingi pegunungan, suhu malam hari pada musim kemarau terkadang dapat menjadi sangat rendah. Secara umum dapat digambarkan bahwa pada daerah yang berada sampai 700 meter di atas permukaan laut merupakan daerah panas dengan suhu 22oC keatas. Daerah dengan ketinggian antara 700 - 1500 meter merupakan daerah sedang dan suhunya berkisar antara 15oC sampai 22oC. Daerah dengan ketinggian antara 1500 - 2500 meter termasuk daerah sejuk dengan suhu antara 11oC sampai 15oC dan daerah dengan ketinggian antara 2500 - 4000 meter, yaitu daerah dingin, suhunya berkisar 11o kebawah.


 

Curah Hujan dan Keadaan Angin

Jumlah curah hujan bervariasi menurut bulan dan menurut letak stasiun pengamat. Pada umumnya curah hujan di Indonesia Bagian Timur lebih sedikit dari pada di Indonesia Bagian Barat. Namun demikian ada daerah di Indonesia Bagian Timur yang mendapat curah hujan yang cukup banyak yaitu : Maluku dan Irian Jaya. Kecuali di beberapa tempat tertentu, curah hujan di Indonesia rata-rata 2.000 - 3.000 milimeter setahun. Selama tahun 1993, curah hujan tertinggi terdapat di kota Kupang yaitu 34.3 milimeter (Januari), sedangkan curah hujan terendah ada di Sulawesi Tenggara yaitu 0.02 milimeter (Juli). Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal sebagai Musim Barat. Pada musim kemarau angin timur cukup kencang bertiup dari benua Australia. Kecepatan angin hampir di seluruh propinsi di Indonesia yang dipantau pada tahun 1993 umumnya merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran 0 hingga 30 knot, kecuali di propinsi Bengkulu dan Sulawesi Utara. Angin kencang yang biasa terjadi di laut mempunyai kecepatan antara 30 - 60 knot. Pada masa peralihan (April - Mei dan Oktober-Nopember) arah angin tidak beraturan.


 

  1.     POLA CURAH HUJAN DI INDONESIA

Pola umum curah hujan dikepulauan Indonesia dapat dikatakan sebagai berikut:

  1. Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai timur.
  2. Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang dan berderet dari barat ketimur. Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang sempit, sehingga untuk kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan-akan satu pulau, sehingga berlaku juga dalil, bahwa disebelah timur curah hujan lebih kecil, kalau dibandingkan dengan sebelah barat. Sebelah barat dari jejeran pulau ini adalah pantai Barat Jawa Barat.
  3. Selain bertambahnya jumlah dari timur ke barat, hujan juga bertambah jumlahnya dari dataran rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600 – 900 m.
  4. Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.
  5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak daerah konvergensi antartropik.
  6. Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari barat ke timur. Pantai Barat Pulau Sumatera sampai Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan November; Lampung – Bangka, yang letaknya sedikit ke Timur, pada bulan Desember. Sedangkan Jawa (utara), Bali, NTB, NTT pada bulan Januari – Februari, yang letaknya lebih ketimur lagi.
  7. Sulawesi selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah mempunyai musim hujan yang berbeda, yaitu Mei – Juni. Justru pada waktu bagian lain dari kepulauan Indonesia ada pada musim kering. Batas rezim hujan Indosesia Barat dan rezim hujan Indonesia Timur klira-kira terdapat pada 1200 bujur timur.

    Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2000 mm/tahun. Akan tetapi seperti telah disebutkan dimuka bahwa antara tempat yang satu dengan tempat yang lain curah hujannya tidak sama. Daerah yang paling besar curah hujannya adalah daerah Baturaden di Lereng Gunung Slamet, dengan curah hujan sekitar 7069 mm/tahun. Sedangkan kota Palu di Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering, dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.

A. PENGERTIAN CUACA DAN IKLIM

Cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu, biasanya diperhitungkan pada kondisi harian. Misalnya, Badan Meterologi dan Geofisika memperkirakan cuaca Jakarta esok hari cerah, dengan suhu rata – rata maksimum 310C dan suhu minimumnya 240C. umumnya kajian cuaca hanya meliputi temperatur, curah hujan dan angin.

Sedangkan yang dimaksud dengan iklim merupakan kondisi cuaca pada waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Contoh kajian iklim yaitu wilayah Eropa Utara, Asia Utara, Amerika Bagian Selatan ataupun Australia Bagian Selatan, tanaman musiman tidak bisa tumbuh pada musim dingin. Tanaman musiman hanya dapat tumbuh dan berdaun segar sejak musim semi sampai akhir musim panas.

Unsur-unsur cuaca/iklim terdiri dari temperature, angin, tekanan udara, curah hujan dan kelembapan udara.

a.     Temperatur

Temperatur adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Lazimnya pengukuran temperature dinyatakan dalam skala celcius, reamur, dan Fahrenheit. Temperatur di muka bumi tidaklah sama di berbagai tempat.

Persebaran temperatur di bedakan menjadi dua yaitu :

  • Persebaran horizontal

    Persebaran temperature horizontal di perlihatkan dalam peta oleh isotherm. Isotherm yaitu garis hayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu yang sama. Persebaran horizontal secara tidak teratur di pengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan temperatur daratan dan lautan.

    • Persebaran Vertikal

    Persebaran Vertikal di pengaruhi oleh letak/posisi tinggi lintang dan musim. Sebab-sebab adanya perbedaan temperatur, yaitu:

    • Panas dari sinar matahari dapat menembus lebih dalam di lautan daripada di daratan.
    • Panas yang di serap oleh air di sebabkan oleh arus vertikal dan horizontal sedangkan daratan tidak.
    • Air dapat menyerap panas lebih baik daripada tanah.


     

    Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim seperti yang sering terjadi pada daerah-daerah yang terletak di luar daerah tropik. Perubahan suhu di Indonesia adalah:

  • Dalam waktu 24 jam, atau antara siang dan malam, dengan suhu tertinggi biasanya terdapat antara pukul 14-15, dan suhu terendah pukul 06-07 pagi.
  • Menurut ketinggian tempat, setiap naik 100 meter suhu turun 0,50C. Adanya perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar, seperti misalnya di Siberia dan Mongolia yang letaknya jauh dari lautan.


 

b.     Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Tekanan udara berhubungan erat dengan temperatur. Bila temperatur tinggi maka tekanannya rendah.

Tekanan udara pada berbagai wilayah di muka bumi tidak sama. Daerah tropic, terutama di sekitar equator (100LU-100LS), mempunyai tekanan udara rendah. Daerah pusat tekanan udara rendah pada wilayah ini disebut daerah minimum ukuatorial (daerah Doldrum). Hal ini disebabkan oleh suhu rata-rata yang selalu tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya daerah subtropik merupakan pusat tekanan udara tinggi (Daerah Maksimum Subtropik), karena kurang mendapatkan sinar matahari.

Adanya tekanan udara menyebabkan terjadinya angin. Gejala ini sesuai dengan hukum Boys Ballot bahwa udara akan senantiasa mengalir dari daerah bertekanan tinggi kedaerah yang bertekanan rendah dan dibelahan bumi utara angin berbelok kekanan, dibelahan bumi selatan angin berbelok kekiri. Dengan demikian maka di daerah tropik akan terjadi angin dari daerah maksimum subtropik kedaerah minimum ekuator. Angin ini disebut angin passsat timur laut dibelahan bumi utara dan angin pasat tenggara dibelahan bumi selatan. Angin passat ini banyak membawa uap air karena berhembus di laut lepas. Akan tetapi, pada beberapa wilayah dipermukaan bumi angin passat tersebut mengalami perubahan arah akibat pengaruh lingkungan alam setempat.

Di Indonesia yang secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudera, angin passat tersebut mengalami perubahan menjadi angin musim (angin muson). Perubahan ini disebabkan oleh pergeseran semu tahunan matahari antara garis balik utara dan garis balik selatan.

Pada bulan Oktober sampai dengan April, matahari berada pada belahan langit selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah (depressi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompressi). Keadaan itu menyebabkan terjadinya arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia, angin tersebut merupakan angin musim timur laut di belahan bumi utara dan angin barat di belahan bumi selatan. Oleh karena angin ini melewati samudera Pasifik dan Samudera Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. Makin ketimur, curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April sampai dengan Oktober, matahari berada dibelahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas dari pada benua Australia. Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju ke Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim timur dibelahan bumi selatan dan angin musim barat daya dibelahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera, Sulawesi Tenggara dan pantai Selatan Irian Jaya.

Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu: Musim Kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan dari musim kemarau kemusim penghujan.

Adapun ciri-ciri musim pancaroba antara lain yaitu: udara terasa panas, arah angin tidak teratur, dan sering terjadi hujan secara tiba-tiba, dalam waktu yang sangat singkat dan lebat .

Disamping angin musim tersebut, di Indonesia terdapat angin setempat yang antara lain dibedakan sebagai berikut .

  1. Angin darat dan angin laut. Angin ini terjadi di daerah pantai. Kejadian ini diakibatkan adanya perbedaan sifat daratan dan lautan. Pada malam hari daratan lebih dingin dari pada lautan, sehingga di daratan merupakan daerah maksimum yang menyebabkan terjadinya angin darat. Sebaliknya, pada siang hari terjadi angin laut.
  2. Angin lembah dan angin gunung. Di lembah-lembah pegunungan yang terisolir pada siang hari terjadi angin lembah, sedangkan pada malam hari terjadi angin gunung. Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya suhu yang labih rendah dari pada lapisan atasnya, sehingga terjadi kabut dan embun. Lebih-lebih pada cuaca yang cerah, peristiwa ini menyebabkan terjadinya pembekuan air, sehingga sering menimbulkan kerusakan pada perkebunan teh dimusim kemaaru yang cerah.
  3. Angin terjun atau angin jatuh. Angin ini menuruni lereng pegunungan, yang memiliki sifat kencang dan kering. Di Indonesia, angin jatuh ini disamping kencang dan kering juga bersifat panas. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya angin yang menuju kepuncak gunung yang membawa uap air, yang suhunya makin keatas makin turun, sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan terjadinya hujan pada lereng bagian depan pegunungan. Angin yang menuruni lereng belakang pegunungan sifatnya panas, kencang, dan kering.

        mempengaruhi Angin seperti itu banyak, tetapi yang dikenal dengan nama tertentu hanyalah beberapa saja, seperti: Angin Bahorok (Sumatera Utara), Angin Kumbang (Cirebon),     Angin Gending (Pasuruan), Angin ditempat-tempat itu langsung mempengaruhi perkebunan.

        Di Eropa, angin seperti itu dikenal dengan nama "fohn", sedangkan di Amerika Serikat dikenal dengan nama "Chinook".

  4. Angin puyuh atau angin putting beliung. Angin ini terjadi pada musim pancaroba disaat pemanasan setempat cukup tinggi, tetapi suhu daerah sekitarnya masih dibawah suhu tempat itu. Akibatnya, terjadi angin kencang yang bergerak keatas dan berpusing. Kerugian yang diakibatkan angin demikian ini cukup besar.


 

    Nirkayanto pernah mengadakan penelitian tentang angin ini dipulau Jawa terutama terjadi pada bulan Maret, April dan Nopember dan tempatnya yang dilanda kebanyakan daerah pedalaman seperti Purwokerto, Boyolali, Blora.

c.     Tekanan udara

Tekanan udara adalah gaya yang ditimbulkan oleh kolom udara secara vertical pada bidang yang luasnya 1 cm2. Tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb).

Macam-macam tekanan udara:

  • Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb
  • Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb
  • Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb


 

Garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara yang sama disebut isobar.

Adapun satuan yang digunakan adalah cm Hg dan mb (milibar).

1 atmosfer besarnya sama dengan 76 cm Hg, dan 1 mb = ¾ mm Hg, sehingga 1 atmosfer sama dengan 1013 mb.

Selanjutnya kita kaji hal dibawah ini sehubungan dengan tekanan udara, yaitu:

Pada saat di mana suhu dibelahan bumi disebelah Utara seimbang dengan suhu di belahan bumi selatan, tekanan udara diatasnya pun tidak akan jauh berbeda. Kejadian seperti itu akan terdapat dua kali dalam setahun. Musim-musim itu dinamakan musim pancaroba di Indonesia. Musim pancaroba ini berlangsung kira-kira pada bulan Maret-April dan Oktober-November. Adanya keseimbangan itu membuat gerakan angin, baik kekuatannya maupun arahnya, menjadi tidak menentu. Karena suhu antara kedua belahan bumi berimbang, tekanan uadaranya pun berimbang. Hampir tidak ada perbedaannya. Satu-satunya arah yang ada bagi gerakan angin itu adalah "ke atas". Maka musim pancaroba itu ditandai juga dengan banyaknya kejadian "angin berputar" sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara setempat.

d.     curah hujan

Curah hujan yang jatuh di suatu daerah di Indonesia dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut.

  1. Bentuk medan/topografi. Relief daratan Indonesia tidak homogen. Adanya medan yang berbukit dan bergunung-gunung akan menyebabkan angin yang membawa up air naik. Maikn keatas suhunya makin turun sehingga terjadi kondensasi dan menimbulkan hujan orografis.
  2. Arah lereng medan. Factor ini sebenarnya berkaitn dengan factor bentuk medan. Pada lereng pegunungan yang menghadap kearah ngin banyak terjadi hujan, sebaliknya pada lereng pegununganyang membelakangi arah angin merupakn daerah baying-bayang hujan. Itulah sebabnya kota Bandung dan Palu memiliki curah hujan yang sedikit, karena kota tersebut terletak di daerah baying-bayang hujan.
  3. Arah angin yang sejajar dengan garis pantai. Factor ini menyebabkan suhu yang konstan sehingga curah hujan sedikit/endah. Contoh: Pantai Utara Pulau Jawa, Pulau Madura, Pantai Barat Pualai Bali.
  4. Jarak perjalanan angin diatas medan datar. Angin yang berasal dari daerah perairan menuju kedaratan pada umumnya dapat menimbulkan hujan. Jika dataran yang dilewati angin itu lebar, sedengkan sifat permukaannya tidak berubah maka pada kawasan sekitar pantai kemungkinan akan terjadi hujan, tetapi didaerah pedalaman tidak terjdi hujan. Kemungkinan hujan akan turun lagi apa bila medannya mulai naik. Sebaliknya, jika uap air yang dibawa angin dari daerah perairan belum cukup menimbulkn hujan dikawasan pantai maka daerah dipedalaman kemungkinan akan terjadi hujan, sedangkan pada daerah yang medannya mulai naik tidak akan terjadi lagi hujan. Peristiwa demikian sering sekali terjadi pada kawasan Jakarta, Cibinong, dan Bogor. Pada bulan Januari-Februari hujan turun di Jakarta dan Bogor, sedangkan di Cibinong udara cerah. Sebaliknya, pada bulan April-Mei Jakarta dan Bogor cerah, tetapi Cibinong terjadi hujan.

Kita dapat menggolongkan macam-macam hujan berdasarkan butiran yang dicurahkan dan asal terjadinya.

  • berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan hujan dapat dibedakan menjadi empat macam.
    • Hujan gerimis atau drizzle.
    • Hujan salju atau snow
    • Hujan batu es
    • Hujan deras atau rain
  • berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam.
    • Hujan front. Hujan front adalah hujan yang terjadi antara pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan.
    • Hujan buatan. Hujan ini dibuat dengan merangsang awan dengan garam-garaman sehingga uap air diudara dengan ketinggian 3.000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
    • Hujan orografi atau hujan gunung. Hujan orografi terjadi dari udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan.


 

e.     Kelembapan udara

Adalah perbandingan antara uap air dengan udara pada saat tertentu dan dari suatu tempat tertentu dan merupakan ukuran banyaknya uap air di udara. Klasifikasi kelembapan dibedakan menjadi beberapa hal sebagai berikut.

  1. kelembapan spesifik, yaitu perbandingan antara masa udara sebenarnya di atmosfer dengan satu masa udara, biasanya dinyatakan dalam sistim matrik, gram/kilogram.
  2. Nisbi Campuran (Mixing ratio), yaitu massa uap air per satuan massa udara kering.
  3. Kelembapan mutlak, yaitu masa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara, dinyatakan dalam gram/m3.
  4. Kelembapan nisbi (relatif humidity), yaitu perbandingan antara masa uap air yang ada di dalam satu satuan volume udara, dengan masa uap air yang maksimum dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh karena itu kelembapan nisbi dapat pula merupakan perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Satuan kelembapan nisbi dinyatakan dalam bentuk %. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut psychrometer atau hygrometer.

Kandungan uap air di atmosfer secara rata-rata cendrung konstan sekalipun ada perubahan musim dan variasi cuaca.

Udara di atas Indonesia senantiasa lembap. Di dataran rendah, dekat pantai, rawa, hutan tropik, atau sungai-sungai besar, kelembapan uadara selalu tinggi, yaitu diatas 60 persen. Didaerah pedalaman atau di daerah-daerah yang tinggi di lereng gunung, kelembapan udara yang tinggi, lebih memungkinkan adanya turun hujan. Karena sifat kepulauannya, maka kelembapan udara diatas Indonesia selalu tinggi.

Penurunan suhu tadi menyebabkan kapasitas udara (jumlah uap air yang terkandung di udara) akan turun sampai kapasitas tetap sama dengan jumlah uap air yang sebenarnya terkandung di udara. Penurunan suhu merupakan panas alam yang penting dalam menjenuhkan udara. Bila suhu terus turun sampai dibawah suhu udara jenuh, maka terjadi kelebihan uap air dibandingkan dengan kapasitas udara pada suhu baru yang lebih rendah itu.

Akibatnya, uap air akan berubah menjadi bentuk titik-titik air atau es. Suhu pada waktu kejenuhan itu terjadi menyebabkan perubahan uap air menjadi air disebut titik embun. (Sumber dari Internet)

Komentar

Populer

Nama-Nama Peradaban Islam Mewarnai Oklahoma Negara Bagian Amerika Serikat

Ternyata Alquran Juga Memaktubkan Tentang Banjir

Nama-Nama Kota Peradaban Islam Mewarnai Oregon Negara Bagian Amerika Serikat

5 Millennial Cafes in Jakarta, need be visited