إِلَى كَلَمَةٍ سَوَاء (Jalan Kalimatun Sawa)
Kalimatun Sawa bukan hanya sikap toleransi antar agama, tetapi lebih luas dalam artian: penghormatan kesamaan manusia di hadapan Tuhan. Di wajah Tuhan manusia ya manusia, bukan Tuhan, ini berarti : manusia tidak boleh memuja sesama manusia, begitu juga memandang sebelah mata sesamanya. Muhammad rasul Allah terakhir pernah ditegur Sang Penguasa Alam, dalam surat ‘Abasa (bermuka masam). عَبَسَ وَتَوَلَّى 1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, أَن جَاءهُ الْأَعْمَى 2. karena telah datang seorang buta kepadanya. Dari substansi Ayat ini, adalah teguran sifat manusia yang sering angkuh ketika diberi kekuasaan, Ya Muhammad kenapa anda bermuka masam, memang anda seorang kepala Negara dan Nabi, ini bukan berarti : anda harus bermuka masam kepada seoarang buta mata dan huruf. Bukankah kenabian dan kekuasan yang melekat pada dirimu adalah karena kuasaKu (Tuhan), Engkau dulunya lemah, buta dan tak berdaya kemudian Aku lekatkan kanabian dan kerasulan akan dapat dijadikan suri tauladan